22 April 2010

Beginilah Modus Mafia Kehutanan

Seperti mafia hukum, mafia kehutanan juga memiliki modus tersendiri. Namun dari banyak modus, ada dua modus yang paling sering dipakai.
"Menyuap pejabat daerah untuk menerbitkan izin dan alih fungsi hutan," kata peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Febri Diansyah kepada detikcom, Kamis (22/4/2010).
Febri mengatakan, penyuapan itu biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kayu. Perusahaan-perusahaan memberi pejabat daerah sejumlah uang agar mau menerbitkan izin hutan tanaman industri (HTI) di areal terlarang.
"Areal itu sebenarnya tidak boleh untuk HTI, tapi karena disuap, akhirnya pemerintah daerah mengeluarkan izinnya. Kasus semacam itu sudah ada yang ditangani KPK, hari ini kan ada salah satu bupati di Riau yang diperiksa KPK," kata Febri.
Selain itu, perusahaan-perusahaan itu juga meminta izin untuk alih fungsi hutan. Hutan tersebut akan ditanami pohon kelapa sawit. Namun hutan yang dipilih adalah hutan yang masih produktif.
"Jadi setelah izinnya keluar, mereka tebang kayunya, diambil. Tapi sawitnya nggak ditanam. Jadi itu modus untuk ambil kayu," kata Febri.
Praktek-praktek itu, kata Febri, telah merugikan negara hingga triliunan rupiah. Untuk kasus 14 perusahaan di Riau yang akan dilaporkan ICW ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum saja, negara telah merugi hingga Rp 2,8 triliun


Sumber Detik News


-

11 komentar:

Unknown mengatakan...

bahkan perusahaan juga ada yang dobel untungnya. dapet lahan untuk perkebunan sawit dan pohon2 yang ditebang dari pembukaan lahan bisa dijual.ckckckck
parah parah.
:(

Unknown mengatakan...

Kita sangat prihatin dengan rusaknya hutan di Indonesia. Apalagi dengan adanya contoh kasus seperti ini. Ayo kita lindungi hutan Indonesia agar lestari.

miss a mengatakan...

wow. . qw udah pasang banner sbg aksi pduli. . mdh2an bumi kt mkn hr mkn baik yach. .

creamy_

Melinda Rachman mengatakan...

emang. parah ya. ;(

Anonim mengatakan...

Sebenarnya ditanam kelapa sawit pun udah merusak hutan banget :( beberapa waktu lalu ada artikel mengenai hal ini, yaitu hutan yang ikut dihitung sebagai hutan alami, padahal isinya hanya pohon kelapa sawit. Jelas beda banget kelapa sawit dan hutan alami :(

castello mengatakan...

Siapa yang ahrus disalahkan???
-> Salam Kenal: Kampus Unand <-

Mancagok mengatakan...

jangan biarkan hutanku yg hijau di penuhi benalu yang mematikan sehingga tanahku gersang dan merdunya kicauan burung tak lagi mampu ku dengar di telan bising gagahnya sang benalu dengan mesinnya yang angkuh tuk membabat hutanku

fröhlich mengatakan...

kasian si bumi.. makin hari makin gak terurus... :(

Anonim mengatakan...

makasih infonya... salam kenal sob...

Dasril Iteza mengatakan...

Huh dibelitung parah... bekas tambang timah dan sekarang dah banyak perkebunan sawit yang nantinya merusak humus tanah.... bisa apa nantinya pulau belitung yang demikian kecil ini....

Sense of Blogging mengatakan...

makin hari bumi makin rusak parah aja.... gak mikir lagi nantinya manusia ini pada mau tinggal dimana? mungkin nunggu berita dari NASA bahwa MARS dah bisa untuk bikin rumah kaleee..........

salam kenal boss Green!