30 Maret 2008

Episode Warming dan Cooling Bumi Biasa Terjadi


Sumber : http://www.ipb.ac.id/id/?b=631



Data palaeoklimat (iklim zaman Palaeo) menunjukkan iklim bumi senantiasa mengalami perubahan, bahkan jauh sebelum manusia memasuki periode revolusi industri. Berdasarkan observasi memang telah terjadi peningkatan suhu permukaan bumi sejak awal abad 19. Artinya, kini sedang berlangsung global warming. "Akan tetapi keadaan ini adalah sesuatu yang normal. Episode warming dan cooling telah terjadi di bumi sejak jutaan tahun lalu," ujar Prof. Ahmad Bey dari Laboratorium Meteorologi dan Polusi Atmosfer, Departemen Meteorologi dan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara Seminar Nasional 'Telaah Ilmiah Pemanasan Global dan Perubahan Iklim' Selasa (25/3) di Kampus IPB Darmaga.
Kenaikan suhu permukaan bumi selama seratus tahun ini relative kecil, masih dibawah 1 derajat selsius. Belum cukup sebagai justifikasi-saintifik untuk memastikan penyebab warming saat ini adalah aktifitas manusia dalam bentuk emisi karbondioksida. "Uap air hampir 100 kali lebih efektif sebagai gas rumah kaca dibanding karbondioksia, variasi uap air sedikit saja jauh lebih penting dibanding perubahan besar karbondioksida sebagai faktor pemicu terjadinya global warming," ujar Ahmad.
Pendapat Ahmad didasarkan penghitungannya menggunakan persamaan kesetimbangan energi. Persamaan ini menyimpulkan, jika dalam periode seratus tahun terakhir radiasi matahari yang masuk ke atmosfer bumi meningkat 1 persen, akan mengakibatkan suhu permukaan bumi naik 0,72 derajat Celsius. Besaran ini hampir sebanding angka observasi 0.76 derajat Celsius yang oleh Teori Gas Rumah Kaca tentang iklim dinisbatkan hanya pada perubahan gas rumah kaca saja..
Ahmad mengkritisi penghitungan dalam teori gas rumah kaca belum memasukkan faktor uap air dan awan secara memadai. Akibatnya, teori gas rumah kaca ini lebih menekankan pengaturan laju-laju emisi gas-gas rumah kaca, diantaranya: upaya pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, mendorong penggunaan renewable energy dan pengelolaan land use.
Sementara itu, Dr. Rizaldi Boer, yang juga Staf Pengajar Departemen Meteorologi dan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB mengatakan saat ini bukan saatnya memperdebatkan teori global warming tersebut, namun menggagas action kita mengurangi global warming yang sudah terjadi. Rizaldi kemudian memaparkan dampak global warming. " Sudah saatnya pakar IPB ikut berperan menggagas konsep Clean Development Mechanism untuk membantu pengurangan emisi karbon dan mendukung program Bali Action Plan," ujar Rizaldi. Seminar ini dimoderatori Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir.Yonny Koesmaryono. Acara yang dihadiri lebih dari 300 peserta ini dibuka oleh Rektor IPB, Dr.Ir.Herry Suhardiyanto. (ris)
dikirim oleh : Dwi Ardi Nugroho (winugroho@gmail.com)

Tidak ada komentar: